DIVIYAH MUTHUSAMY

DIVIYAH MUTHUSAMY
Unit: S5
Major: Bahasa Tamil (SJKT)
Institut Pendidikan Guru Kampus Ipoh,
Perak.

Kamera:

Search This Blog

Powered by Blogger.

FOTOGRAFI YANG UNIK

PENGENALAN FOTOGRAFI

SEJARAH FOTOGRAFI

AMALI MINI STUDIO FOTOGRAFI DAN CONTOH FOTO

 ðŸ“·AMALI MINI STUDIO FOTOGRAFI DAN CONTOH FOTO📷 Daripada tunjuk ajar dan bimbingan yang diberi oleh Encik.Zaki, saya dapat memahami, menget...

KOMBINASI APERTURE/SHUTTER SPEED/ISO

Apa itu ISO, Aperture, dan Shutter Speed?

Intinya ketiga komponen di atas berkaitan dengan cahaya yang masuk ke kamera. Perlu diingat jumlah cahaya yang masuk akan mempengaruhi hasil foto, menghadirkan noise hingga fokus foto yang berubah-ubah.

Untuk itu, kamu perlu mengetahui efek ISO, Shutter Speed dan Aperture pada kamera. Secara ringkas, ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

ISO

ISO adalah level sensitivitI kamera terhadap cahaya. Bahagian ini biasanya dijabarkan dengan angka. Semakin rendah angkanya maka semakin rendah tingkat sensitiviti cahaya, dan semakin tinggi angka maka semakin tinggi sensitivitas kamera.

Yang perlu diperhatikan semakin tinggi ISO yang digunakan biasa menyebabkan noise atau hasil yang kurang sempurna pada foto.

Shutter Speed

Shutter Speed adalah jarak waktu saat shutter kamera terbuka sehingga cahaya masuk dan mengenai sensor gambar. Shutter speeds biasanya dihitung per sekian detik.

Shutter speed yang lambat akan membuat cahaya yang masuk ke kamera lebih banyak. Shutter speed lambat biasanya digunakan pada pemotretan malam hari atau pemotretan yang kurang cahaya.

Sementara itu, shutter speed cepat cocok untuk menangkap momen dengan cepat atau freeze motion.

Aperture

Aperture adalah sebuah lubang kecil dalam lensa yang berguna menghantarkan cahaya masuk ke bodi kamera. Semakin besar lubang, semakin banyak cahaya yang masuk.

Aperture juga berguna untuk mengontrol depth of field. Biasanya, aperture ditandai dengan huruf f dan angka. F sering disebut juga focal ratio.

aperture

Fungsi ISO, Aperture, dan Shutter Speed

Meski saling terkait, namun ketiga pengaturan ini memiliki fungsi yang berbeza-beza. Namun, kita harus memahami fungsi ketiganya sebelum biasa mengeksplorasi hasil foto yang diinginkan.  

ISO

Secara umum fungsi ISO adalah mengendalikan exposure dengan menggunakan perangkat lunak di kamera agar lebih sensitif terhadap cahaya. Dimana semakin tinggi ISO maka tingkat sesitivitas cahaya juga semakin besar.

Misalnya, ISO 1.600 tentu akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada ISO 100. Hanya saja, menggunakan ISO besar akan membuat foto memiliki banyak noise, warna pudar, yang terlihat saat dilakukan zoom.

Tapi saat ini, para produsen kamera telah meningkatkan teknologi ISO tinggi tanpa banyak noise dan mempertahankan ketajaman. Jadi, untuk kamera-kamera terbaru memungkinkan Anda menggunakan ISO tinggi dengan hasil foto yang tetap tajam.

ISO

Aperture

Fungsi dari Aperture adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke kamera yang ditandai dengan blade berbentuk segi delapan yang bisa terbuka dan menutup.

Secara teori, aperture ditandai dengan kode f/1.4, f/1.8, /2.2 dan sebagainya. Semakin kecil angkanya maka semakin besar bukaannya yag memungkinkan cahaya masuk lebih banyak.

Contoh, aperture f/1.4 akan lebih terang dibanding aperture f/3.5 dan seterusnya. Selain itu, fungsi Aperture juga mengontrol depth-of-field (bokeh) yang mengatur kedalaman berapa banyak gambar yang tajam dan berapa banyak blur.

aperture

Foto: Casual Photophile

Shutter Speed

Rana atau shutter speed adalah fungsi pengatur kecepatan pencaran cahaya ke sensor sepersekian detik. Semakin lama rana maka semakin terang gambar karena lebih banyak cahaya yang terkumpul.

Sebaliknya, semakin cepat rana maka gambar akan menjadi gelap karena cahaya yang dikumpulkan sedikit. Lamanya rana memungkinkan cahaya ke sensor gambar disebut shutter speed, dan diukur dalam pecahan detik.

Dapat dicontohkan, shutter speed 1/2 detik (kecepatan menjepret) memungkinkan lebih banyak cahaya untuk menyentuh sensor gambar dan akan menghasilkan gambar yang lebih terang dibanding shutter speed 1/200 detik.

Di kondisi minim cahaya Anda bisa menggunakan shutter speed lambat yang memungkinkan kamera mengumpulkan lebih banyak cahaya.

shutter speed

Foto: Snap Snap Snap Photos

KOMBINASI ISO, Aperture, dan Shutter Speed

Dengan mengatur kombinasi ketiganya dengan benar, Anda dimungkinkan menghasilkan foto terbaik. Bahkan dengan pengaturan tertentu, Anda bisa membuat foto yang jauh lebih unik dan menarik. Berikut langkah-langkahnya: 

1. Membuat Foto Fokus

Sebetulnya, yang membuat sebuah foto subjek yang bergerak, fokus atau tidak ialah pengaturan shutter speed. Bila kamu hendak mengambil subjek yang bergerak kamu bisa menggunakan shutter speed 1/1000s-1/500s tergantung seberapa cepat Subjek.

Ingat jangan gunakan shutter terlalu lambat karena bisa menyebabkan foto blur. Kamu juga perlu memperhatikan cahaya yang cukup, karena bisa cahaya kurang maka foto akan underexposed.

Solusinya, gunakan aperture yang besar. Sedangkan untuk membuat semua objek dalam foto fokus bisa menggunakan aperture f/8 – f/11.

foto fokus

2. Membuat foto portrait

Sebuat foto portrait biasanya identik dengan hasil obyek yang fokus dan background blur (bokeh). Untuk menghasilkan foto portrait usahakan menggunakan aperture besar, bisa diseting pada f/5.6 – f/1.4. Karena semakin besar aperture akan membuat backgruond blur.

3. Membuat Foto Tajam

Sebuah foto yang berkualitas merupakan foto yang tidak memiliki atau mini noise. Semakin tinggi pengaturan ISO yang digunakan maka semakin banyak noise yang muncul.

Jadi, usahakan menggunakan ISO serendah mungkin dengan aperture dan shutter speed yang tepat. Untuk itu Anda bisa mengatur di setingan ISO 50 hingga ISO 200.

Disini Anda bisa mengombinasikannya dengan pengaturan aperture yang besar atau shutter speed yang cepat. Namun seiring dengan semakin majunya teknologi kamera, kini memakai ISO 6400 Anda masih bisa menghasilkan foto yang cukup baik. 

foto tajam

Pengaruh ISO, Aperture, dan Shutter Speed

Untuk biasa memahami tentang bagaimana Shutter Speed, Aperture dan ISO memberikan efek, kita harus memahami dulu saat kamera bekerja mengambil gambar.

Ketika kita mengarahkan kamera ke subjek dan menekan tombol shutter, maka gambaran subjek akan masuk ke lensa dalam bentuk cahaya. Jika subjek yang difoto tampak remang, artinya terlalu banyak cahaya yang masuk ke lensa.

Bila kita mengambil gambar di tempat yang minim cahaya, maka tidak akan banyak cahaya yang masuk ke lensa. Bila cahaya masuk ke lensa akan melewati berbagai elemen optik yang terbuat dari kaca kemudian masuk ke Aperture atau bukaan lensa.

Setelah itu, cahaya akan melewati aperture kemudian shutter. Shutter ini akan membiarkan cahaya masuk hingga ke sensor kamera untuk jumlah waktu tertentu.

pengauh iso, aperture dan shutter speed

Nantinya sensor akan mengumpulkan cahaya berdasarkan sensitiviti atau berdasarkan ISO. Setelah itu, Shutter akan menutup dan cahaya yang masuk resmi diblokir untuk mencapai sensor kamera.

Untuk menghasilkan gambar yang baik, tidak terlalu terang atau tidak terlalu gelap, ketiga komponen yakni Shutter Speed, Aperture dan ISO harus bekerja sama dengan baik.

Bila terlalu banyak cahaya yang masuk ke lensa dan aperture lensa kecil, apa yang terjadi? Tentu saja sensor kamera membutuhkan waktu lama untuk memproses cahaya yang masuk.

Lalu, bagaimana caranya sensor kamera bisa mengumpulkan cahaya dengan tepat? Tentu saja shutter harus terbuka lebih lama. Jadi, dengan aperture kecil, kamu membutuhkan waktu yang lebih lama.

Namun, dengan shutter speed yang panjang, sensor biasa bekerja dengan maksimal dan menghasilkan gambar yang benar.


DENGAN ITU......KOMBINASI APERTURE/SPEED DENGAN ISO BOLEH DIKENALI SEBAGAI SEGITIGA EXPOSURE

Segitiga exposure adalah istilah yang digunakan untuk tiga elemen dasar dari Exposure yaitu: Aperture, Shutter Speed dan ISO. Masing-masing elemen ini saling terkait dalam mempengaruhi cahaya yang masuk mencapai sensor kamera untuk merekam foto, dimana disebut juga dengan Exposure. Perubahan yang terjadi pada salah satu elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen yang lainnya. Ini berarti bahwa sobat tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, tapi perlu melibatkan elemen yang lain dalam membentuk exposure.



Untuk dapat lebih memahami tentang exposure dan elemen-elemen pembentuk exposure, dapat dianalogikan secara sederhana seperti jendela. Bayangkan kamera sobat seperti sebuah jendela yang terbuka dan tertutup. Aperture adalah ukuran jendela, jika ukurannya besar maka akan lebih banyak cahaya yang masuk dalam ruangan. Shutter speed adalah waktu berapa lama jendela akan terbuka, semakin lama anda membuka jendela maka semakin banyak cahaya yang masuk. Sekarang bayangkan anda berada dalam ruangan mengenakan kacamata hitam, mata anda menjadi tidak peka terhadap cahaya yang masuk melalui jendela – seperti itulah kondisi dalam ISO rendah.

Ada sejumlah cara untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk dalam ruangan. Anda bisa menambahkan waktu jendela terbuka (menurunkan kecepatan shutter), anda dapat memperbesar ukuran jendela (meningkatkan aperture) atau anda juga bisa melepas kacamata anda (menaikkan ISO). Bagaimana, cukup sederhana bukan ilustrasi untuk memahami apa itu exposure?


Penjelasan Segitiga exposure

Menyeimbangkan segitiga exposure adalah dengan membuat semua elemen exposure bekerja bersama sehingga anda mendapat hasil yang anda inginkan. Mendapatkan exposure yang seimbang dengan menggunakan aperture, shutter speed dan ISO ini membutuhkan banyak latihan. Karena itu, perlu diingat untuk meletakkan dasar-dasar exposure seperti shutter speed (berapa lama sensor kamera akan terekspos oleh cahaya), aperture (seberapa banyak cahaya yang masuk melalui lensa, yang juga mempunyai efek terhadap depth of field), dan ISO (tingkat sensitivitas sensor kamera).

Untuk melengkapi perannya dalam exposure, pilihan aperture, shutter speed, dan ISO memiliki efek signifikan pada tampilan dan kesan foto. Aperture, misalnya, mempengaruhi ruang tajam, atau seberapa banyak area dalam foto yang terlihat tajam. Shutter speed juga mempengaruhi ketajaman foto, dengan shutter speed lebih lambat mengarah pada foto kabur, baik disebabkan oleh objek yang bergerak ataupun kamera yang tidak disangga dengan cukup baik.

Exposure

Pilihan ISO memungkan anda untuk menggunakan kombinasi optimal dari shutter speed dan aperture pada kondisi cahaya yang sesuai. Untuk gelap misalnya, ISO tinggi akan membantu pengelolaan shutter speed dan aperture lebih fleksibel. Tapi, menaikkan ISO juga mengurangi kualitas foto.

Gunakan ilustrasi segitiga exposure di atas untuk memutuskan cara menyesuaikan exposure. Kuncinya adalah ketika exposure dinaikkan satu elemen (panah kuning), sobat perlu menurunkan salah satu atau kedua elemen lainnya (panah hitam) untuk mempertahankan exposure yang sama. Kamera dapat melakukan hal ini  pada mode Program, Aperture Priority, atau Shutter Priority, tapi sobat harus menentukan sendiri pada mode Manual. Pahami hubungan ini agar sobat bisa memiliki kendali lebih leluasa atas foto yang direkam.

Memahami segitiga exposure dalam fotografi

Exposure, yaitu membiarkan cahaya mencapai sensor kamera untuk merekam foto, diukur dengan yang biasa disebut “stop”, dimana setiap stop merepresentasikan dua kali atau setengah tingkat exposure dari stop disebelahnya. Jika expsoure dinaikkan satu stop, sensor kamera menerima dua tingkat exposure. Menurunkan exposure satu stop, maka tingkat exposure akan menjadi setengahnya.

Ketiga pengaturan kamera yang memberi kendali atas exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO, masing-masing diukur dalam stop. Misalnya shutter speed 1/50 detik satu stop lebih lambat dari pada 1/100 detik, yang artinya sensor terekspos dua kali lebih lama. Namun, shutter speed 1/50 detik yang sama mengeskpos sensor setengah dari shutter speed 1/25 detik.

ISO juga diturunkan, dengan ISO 400 satu stop lebih sensitif daripada ISO 200, tapi satu kurang sensitif daripada ISO 800. Hubugan antara rentang aperture yang tersedia pada lensa serupa, tapi rangkaian angkanya lebih membingungkan. Kenyataan bahwa f/5.6 satu stop lebih kecil daripada f/4 tapi satu stop lebih besar daripada f/8 membutuhkan pembiasaan.

Jadi, bagaimana cara mengetahui exposure yang tepat?

Setelah mengaktifkan metering kamera dengan menekan setengah shutter release, kamera akan menyarankan exposure berdasarkan pada kecerahan area yang diukur. Ini biasanya disebut dalam urutan nilai shutter speed pada aperture dan ISO yang diberikan, misalnya 1/60 detik pada f/8 dan ISO 200.

Pada modus Automatic dan Scene kamera, pengguna hanya perlu membidik saja. Mode exposure semi otomatis, yaitu Aperture Priority, Shutter Priority dan Program, memberi kendali lebih leluasa atas bagaimana sobat mengekspos foto, masing-masing dengan cara yang berbeda, sementara mode Manual menyediakan tanggung jawab penuh atas aperture, shutter speed, dan ISO.

Meski mungkin ada exposure yang lebih disukai, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencapainya. Yang penting adalah keseimbangan. Jika sobat menaikkan salah satu dari ketiga pengaturan yang mengendalikan exposure (aperture, shutter speed atau ISO) maka salah satu atau kedua pengaturan lainnya harus diturunkan sama banyaknya untuk mempertahankan tingkat exposure yang sama.

Misalnya, exposure 1/25 detik pada f/16 ISO 100 setara dengan exposure 1/400 detik pada f/2.8 ISO 100. Karena shutter speed dikurangi 4 stop (1/25 – 1/50 – 1/100 – 1/200 – 1/400), yang menandakan lebih sedikit cahaya yang ditangkap, aperture harus dinaikkan sebesar 4 stop (f/16 – f/11 – f/8 – f/5.6 – f/2.8) untuk memasukkan lebih banyak cahaya, agar foto tidak menjadi 4 stop lebih gelap.

Kombinasi mana yang anda pilih akan tergantung pada tampilan yang ingin dicapai. Apakah sobat menginginkan depth of field besar atau depth of field sempit? Apakah sobat ingin objek bergerak atau setajam silet, atau memiliki motion blur. Banyak sekali yang perlu dipertimbangkan sebelum merekam foto. Jangan panik! Kalau sobat memilih untuk merekam dalam satu mode semi otomatis, kamera memilihkan sebagian besar pengaturan untuk sobat. Setelah menentukan aperture pada mode Aperture Priority, misalnya, shutter speed akan ditentukan secara otomatis. Kalau sobat memutuskan untuk mengubah aperture, kamera akan menyesuaikan shutter speed untuk mempertahankan exposure yang sama.

Demikian juga dengan mode Shutter Priority. Sobat akan menentukan shutter speed, dan kamera akan menyesuaikannya dengan aperture yang layak. Bahkan, sobat bisa menggunakan opsi auto ISO untuk membiarkan kamera menangani pilihan sensitivitas tersebut. Dalam modus Progam, sobat bisa mengubah kombinasi aperture dan shutter speed dengan memutar tombol putar kontrol. Tentu saja, semua pengaturan kamera ini mengandalkan pada kamera dalam mencapai pembacaan exposure yang optimal.

Hal yang penting dalam kamera digital adalah bagaimana anda memahami tentang exposure. Sobat dapat merekam foto dalam berbagai mode exposure yang sobat sukai baik Auto maupun Manual. Sobat juga dapat memotret dengan mode semi otomatis seperti Aperture Priority dan Shutter Priority yang memungkinkan sobat untuk memilih pengaturan satu atau dua dari elemen segitiga exposure dan sisanya kamera anda yang menentukan.

Exposure Compensation

Exposure Compensation adalah sebuah filtur kamera untuk mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto expoosure. Biasanya disimbolkan dengan sebuah tanda EV +/-

Exposure Compensation Light Meter

indikator light meter kamera

 

Kapan kita dapat menggunakan Exposure Compensation? Adalah pada saat kita menggunakan auto/manual exposure, namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan sebelumnya. Maka naikkan Exposure Compensation sebesar +1EV dan begitu juga sebaliknya, jika ingin foto lebih gelap, turunkan menjadi -1EV atau lebih. 

Rumus Exposure = Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure

Exposure Compensation bukan bagian dari faktor penentu exposure. Exposure Compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita menerapkan Exposure Compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan Exposure Compensation negatif, maka hasil perhitungan auto exposure akan lebih gelap dari sebelumnya. 

Contoh Tombol Exposure Compensation Nikon Canon

contoh tombol untuk mengubah exposure compensation pada kamera dslr nikon & canon

 

Tampilan Layar Kamera DSLR

penjelasan elemen exposure compensation pada layar kamera

0 comments:

Post a Comment